Jaringan Fiber Optik
JARINGAN FIBER OPTIK
se
se
A.JARINGAN FIBER OPTIK
Fiber optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kacaatau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atauLED[1SEJARAH FIBER OPTIK
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optIk
PERKEMBANGAN FIBER OPTIK
- 1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
- 1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas ColumbiaUSA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasifrekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada gelombang radio.
- 1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
- 1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.
- 1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
- 1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD playerserta penggunaan pencetak laser.
- 1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
- 1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.
- 1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
- 1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glassyang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi secara masal.
B. JENIS -JENIS KABEL FIBER OPTIK
Kabel jaringan fiber
optik terdiri dari beberapa jenis, yang biasanya dapat dengan mudah diketahui
dengan melihat transmitter (media transmisi data) yang digunakannya. Berikut
ini jenis-jenis kabel jaringan fiber optik :
1. Single-mode
fibers
Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron)
dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550
nanometer).
2. Multi-mode fibers
Mempunyai inti yang lebih
besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar
laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)
Gambar 1. 32 Multi-mode fibers Jika diklasifikasikan menurut
aplikasi standar, jenis-jenis kabel fiber optik dibedakan menjadi beberapa
tipe. Berikut ini diantaranya : 1. Tight Buffer (Indoor/Outdoor) 2. Breakout
Cable (Indoor/Outdoor) 3. Aerial Cable/Self-Supporting 4. Hybrid &
Composite Cable 5. Armored Cable 6. Low Smoke Zero Halogen (LSZH) 7. Simplex
cable 8. Zipcord cable
3.Multimode grade index
Yaitu serat optic dengan diameter core yang terbesar, dibanding dua jenis serat optic lainnya. Jenis yang satu ini tidak terlalu banyak digunakan.
3.Multimode grade index
Yaitu serat optic dengan diameter core yang terbesar, dibanding dua jenis serat optic lainnya. Jenis yang satu ini tidak terlalu banyak digunakan.
C.FUNGSI ALAT KERJA FIBER OPTIK
1. Fusion Splicer
Fusion Splicer Fusion splicer atau sering
dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat optik ini merupakan salah satu
alat yang digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik, dimana serat
tersebut terbuat / berbasis kaca, dan mengimplementasikan suatu daya listrik
yang telah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk laser. Sinar laser
tersebut berfungsi untuk memanasi kaca yang terputus pada core sehingga bisa
tersambung kembali dengan baik.
2. Stripper Atau Miller
Gambar 1. 34 Stripper Sama seperti kabel - kabel yang lain,
salah satunya seperti kabel coaxial dan UTP, kabel fiber optic juga memerlukan
alat ini. Alat ini berfungsi sebagai media untuk memotong dan mengupas
kulit dan daging kabel.
3. Clever
Gambar 1. 35 Cleaver Cleaver Tools ini mempunyai fungsi
untuk memotong core yang kulit kabel optic-nya sudah dikupas, perlu kalian
ketahui juga bahwa pemotongan core ini wajib menggunakan alat khusus ini,
karena pada serat kacanya akan terpotong dengan rapih.
4. Optical Power Meter (OPM)
Gambar 1. 36 Optical Power Meter Alat yang satu ini
nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya dari signal cahaya yang
sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC yang langsung berhubungan
dengan pathcore FC. Bagi kalian yang belum mengetahui rumus yang digunakan
untuk melakukan proses ini, berikut adalah rumusnya (TX – RX =…dB dibagi jarak
(Km).
5. Optical Time
Domain Reflectometer (RTDR)
Gambar 1. 37 Optical Time Domain Reflectormeter OTDR merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk mendeteksi komunitas atau himpunan suatu kabel serat ptik
dalam jarak tempuh tertentu, sehingga dengan adanya alat ini diharapkan mampu menghasilkan
jarak dari dua sisi yang merupakan ukuran
gangguan yang terjadi.
6. Light Source
Gambar 1. 38 Light Source
Pada dasarnya, alat yang satu ini mempunyai fungsi untuk memberikan
suatu signal untuk jalur yang akan dilaluinya, misalnya untuk mengukur suatu
redaman jalur atu end to end dimana Light Source ini akan berfungsi sebagai
media yang memberi signal
7. Optical Fiber
Identifier
Gambar 1. 39 Optical Fiber Identifier Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk
mengetahui arah signal dengan penunjuk arah dan besar daya yang di laluinya.
8. Visual Fault Locator
Gambar 1. 40 Visual Fault Locator Alat ini sering disebut juga Laser fiber
optic atau senter fiber optic. Fungsinya untuk melakukan pengetesan pada core
fiber optic. Laser akan mengikuti serat Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP
Sampai Ke User (end to end) , bila core tidak bermasalah laser akan sampai pada
titik tujuan.
9. Bit Error Rate Test
Gambar 1. 41 Bit Error Rate Test
Alat ini berfungsi sebagai pengecek koneksi jaringan TDM
(Time Divisio Multipleksi) yang mana jaringan TDM aplikasinya yaitu layanan
Clear Channel yang sedang coba di uraikan penulis. Secara spesifiknya BER TES
untuk mengecek dan mengetahui TX atau RX yang error, melalui pengiriman paket
dan lup.
D. PEYAMBUNGAN FIBER OPTIK
Penyambungan serat optik atau
yang sering disebut dengan splicing serat optik dilakukan pada saat serat putus
yang dikarenakan oleh faktor dari luar seperti terkena senar layangan, cangkul,
jangkar,dan lain-lain atau untuk
menghubungkan ujung serat optik pada saat instalasi dengan jarak yang
jauh. Dengan melakukan splicing ini kita akan dapat mengurangi redaman. Hal ini
disebabkanbila kita menggunakan konektor biasa untuk menghubungkan kedua ujung
serat optik, maka kita akan mendapatkan redaman yang lebih besar dibandingkan
melakukan teknik splicing.
1. Peralatan dan Bahan
a) Splicer b) Pemotong tube
c) Cutter
d) Tang logam
e) Tang pengupas serat
f) Tang pemotong serat
g) Kain bersih
h) Alkohol
i) Tissue
j) Selotip
k) Spido
l) Meteran
m) Thinner-B n) Pelindung serat
2. Hal-Hal yang perlu
diperhatikan dalam penyambungan Serat Optik Dalam melakukan splicing ada
hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa berhasil dan juga untuk
keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
a)Sebelum melakukan splicing
usahakan agar semua peralatan dan bahan serta tangan kita sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik
dapat menyumbang redaman pada serat.
b)Selalu letakkan tangan di
belakang cutter ketika sedang melakukan pengupasan pelindung serat.
c)Jangan menginjak tube karena akan merusak
core yang ada di dalamnya sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.
d) Sebaiknya jangan mendekatkan
cairan alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa menguap ke udara.
e) Jangan menggulung core dengan
diameter yang sangat kecil karena bisa membuat core putus.
f) Jangan membuang core
sembarangan sebab bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk ke aliran darah
dan mengganggu kesehatan.
g) Selalu perhatikan perlindungan
pada kaset agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan bisa merusak serat tersebut.
h) Ikuti prosedur atau
langkah-langkah yang ada.
3. Langkah-Langkah Instalasi
Dalam hal ini kita menggunakan kabel serat optik untuk udara. Berikut ini
adalah prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penyambungan atau splicing
serat optik :
a) Ukur dengan menggunakan
meteran sepanjang +150cm (dalam keadaan baik) dari ujung kabel lalu tandai
dengan isolasi atau spidol.+150 cm Gambar 1. 42 Panjang kabel yang dikupas
b) Untuk kabel udara terlebih
dahulu mengupas logam dalam kabel yang berfungsi sebagai penopang kabel saat
berada di udara dengan menggunakan cutter sepanjang batas tersebut lalu potong
dengan tang logam.
c) Setelah itu mengupas pelindung
tube yang berwarna hitam sepanjang batas tersebut. Langkah-langkah untuk
membuka pelindung:
=> Sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit
sepanjang 25 cm dengan cara digergaji dan jangan terlalu dalam karena akan
mengenai tube.
=> Patahkan sedikit dan
memutar pada bekas gergaji dan sudut patah tidak boleh 30o agar tube tidak ikut
patah.
=> Lalu tarik sehingga yang
terlihat hanya benang pelindung dan kupas benang tersebut dengan cutter
sehingga yang terlihat hanya tube yang dilapisi jelly.
d) Bersihkan tube dari jelly
dengan kain yang sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih.
e) Ukur tube tersebut dari batas
isolasi sepanjang +50 cm beri tanda dengan spidol. Lalu kupas tube pada batas
tersebut dengan menggunakan pemotong tube dan sebaiknya dilakukan sedikit demi
sedikit sepanjang 25 cm dengan cara memutar pemotong tube searah jarum jam
sebanyak 2 kali lalu patahkan dan jangan lebih dari 30o agar serat optik tidak
ikut patah, lalu tarik tube sehingga yang terlihat hanya serat optik saja yang
dilindungi oleh jelly. Lakukan berulang-ulang sampai sepanjang + 100 cm dari
ujung tube.
f) Bersihkan core tersebut dari
jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih. 150 cm
Gambar 1. 43 Panjang tube yang dikupas
g) Gulung serat optik dengan
bentuk melingkar agar aman, tidak kotor dan tidak mengenai tanah.
Spiral Pengikat Tube Core Kaset
Gambar 1. 44 Penempatan serat optic pada kaset
4. Langkah-Langkah Splicing
a) Terlebih dahulu masukkan
plastik khusus untuk melindungi bagian core yang telah di-splice satu persatu dengan diberi tanda dengan spidol.
b) Kupas core dari jaketnya
menggunakan tang pengupas dengan cara memposisikan tang agak miring, tahan lalu
tarik ke ujung core secara perlahan.
c) Setelah terkupas bersihkan
core dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol sampai gesekannya mengeluarkan
bunyi. Lakukan sebanyak 3 kali lalu keringkan dengan tissue.
d) Lalu masukkan ke dalam
pemotong core dimana kita menempatkan ujung jaket pada skala antara 15 dan 20,
lalu potong. Pada saat memotong, pisau harus dijalankan dengan kecepatan yang sesuai
dan konstan
e) Setelah itu kita masukkan ke
dalam splicer yang berfungsi menyambung core dengan teknik fusion. Jangan
sampai ujung core menyentuh sesuatu benda sebab akan menambah redaman.
Gambar 1. 45 Peletakan serat
optik pada splicer
f) Kemudian tekan tombol set maka
secara otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan menyambungnya. Tunggu
sampai layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka layar akan
kembali ke tampilan awal
g) Setelah itu keluarkan core
tersebut lalu geser plastik khusus tadi ke sisi core yang telah mengalami
proses splice. Kemudian masukkan ke bagian splicer yang berfungsi untuk
memanaskan plastik tersebut. Tunggu sampai splicer mengeluarkan bunyi lalu
keluarkan.
h) Kemudian letakkan core kembali
ke dalam kaset tadi seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1. 46 Peletakan protektor
pada kaset
5. Rugi-Rugi Penyambungan
Rugi-rugi penyambungan dapat terjadi karena :
a) Perbedan struktur serat optik
antara lain: 1) Diameter core tidak sama. 2) Letak core tidak berada di tengah.
b) Kualitas penyambungan antara lain : 1)
permukaan serat tidak rata. 2) Sumbu serat tidak sejajar. 3) Penyimpangan
sudut. 4) Serat masih basah. 5) Ujung serat menyentuh sesuatu. 6. Kualitas Penyambungan
Untuk mendapatkan kualitas penyambungan yang baik harus diperhatikan :
a) Kualitas kabel yang sesuai
spesifikasi
b) Alat sambung yang baik.
c) Lingkungan harus bersih.
d) Jointer harus berpengalaman.
Dengan melakukan penyambungan secara
fusion, kita diharapkan bisa memperoleh redaman yang sekecil mungkin.
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FIBER OPTIK
a) Keuntungan
Fiber Optik
1) Jenis kabel Fiber Optik ini memiliki kemampuan
mengantarkan data dengan kapasitas besar serta jarak transmisi yang sangat
jauh. Dengan kapasitas Gigabyte per detik maka memberikan kebebasan bagi
perusahaan-perusahaan internet dan telepon memilih bandwith tinggi.
2) Meskipun memiliki kemampuan yang besar bentuk fisik dari
kabel ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis lain karena bahannya dari
serat kaca dan plastik. Hal ini memungkinkan tersedianya ruang yang cukup
besar.
3) Karena tidak menggunakan arus listrik kabel Fiber Optik
ini bebas dari gangguan sinyal elektromagnetik, sinyal radio, serta mempunyai ketahanan
yang cukup kuat juga sehingga banyak digunakan perusahaan – perusahaan besar.
4) Meskipun memiliki kecepatan akses yang tinggi namun tetap
kemungkinan hilangnya data sangatlah rendah, jadi anda tidak perlu
mengkhawatirkan validitas data.
5) Karena tidak menggunakan listrik maka kemungkinan adanya
konsleting juga tidak akan terjadi, jadi dalam hal keamanan juga sangat
terjamin.
b) Kerugian Fiber Optik
1) Kekurangan terbesar dari kabel Fiber Optik adalah
harganya yang cukup tinggi, hal ini sangatlah wajar mengingat bahan – bahan
yang digunakan serta pemasangannya. Oleh sebab itu pengguna kabel jenis
bukanlah sembarangan melainkan perusahaan atau penyedia jasa komunikasi yang
memang menginginkan akses lebih cepat.
2) Selain memakan biaya besar pada saat pemasangan, untuk
perawatan Fiber Optik pun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit melihat alat
– alat yang digunakan juga tidaklah murah.
3) Perhatikan juga penempatan kabel Fiber Optik, biasanya
dipasang pada jalur yang berbelok atau yang memiliki sudut melengkung agar
proses berjalannya gelombang bisa lebih lancar atau tidak terhambat.
F. PERMASALAHAN JARINGAN FIBER OPTIK
Pada Instalasi kali ini terjadi
beberapa masalah, yaitu pada saat pengecekan koneksi ternyata koneksi belum
sepenuhnya berjalan dengan lancar, dan loss yang dihasilkan sangat besar atau
tidak memenuhi standar loss yang direkomendasikan yaitu RX sensitivity-nya
antara – 22 s/d – 24 dB, pada saat dilakukan penghitungan ternyata loss yang
dihasikan adalah – 38 dB, setelah tim men-troubleshooting masalah ini mulai
dari konstruksi kabel apakah ada bending atau kabel yang patah, penggunaan
attenuator yang tepat, setelah beberapa tindakan tersebut dilakukan ternyata
loss yang dihasilkan masih saja besar. Tim instalasi sempat mengganti atau
men-splice ulang patch cord karena diasumsikan hasil splicingnya kurang
maksimal, ternyata tindakan tersebut juga tidak merubah hasil penghitungan loss
yang direkomendasikan. Setelah tim melakukan pengecekan ulang di OTB ternyata sumber
masalah ditemukan yaitu konektor FC yang masuk salah satu port di OTB tidak
tertancap sebagaimana mestinya, inner dari konektor tersebut tidak masuk secara
tepat. Hal inilah yang ternyata menyebabkan loss yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang direkomendasikan.
Dari problem pada saat instalasi kali ini dapat
diambil beberapa kesimpulan supaya hal yang sama tidak terjadi kembali, untuk
meminimalisasikan terjadinya problem tersebut, tim menyimpulkan berapa hal
diantaranya:
1. Pastikan kabel fiber yang digunakan bersih dan tidak patah
atau rusak.
2.Pada saat splicing
pastikan loss yang dihasilkan seminimal mungkin. Atau mencapai RX sensitivity
yang direkomendasikan yaitu -22 s/d – 24 dB.
3. Pada saat memasukan konektor ke
salah satu port di OTB pastikan inner-nya masuk secara tepat.(jika hal ini
tidak diteliti dengan baik maka pada saat melakukan pengukuran dengan power
meter, maka loss yang di hasilkan akan besar).
4. Pada saat pengukuran dengan
power meter pastikan gelombang yang digunakan sama.
Bila terjadi beberapa
masalah, maka cek beberapa keterangan kofigurasi di bawah ini diantaranya
adalah :
1. Failure of ONU to range a) Fiber yang kotor b) Sinyal degradasi c)
Kabel fiber terlalu panjang d) Kabel fiber rusak e) Bad connections/fiber plant
components f) Laser/receiver tidak berfungsi
g) ONU ID# conflict
2.Loss
permanent pada frame/pattern di TDM a) Konfigurasi kabel yang salah b)
Ports/Channels/Board tidak aktiv
3.Tidak bisa telnet ke SCC management port
(pada OLT) Konfigurasi yang salah pada SCC IP parameternya.
4. No IP
traffic a) VLAN membership yang salah b)
Ports tidak di enabled
Komentar
Posting Komentar